Kiat Menghadapi Anak Egois

Cara atau kiat menghadapi anak yang egois

Masak sedap- Setiap anak itu berpribadi unik mengenang nali kebutuhan dan sifat mereka adalah salah satu cara efektif untuk menghadapinya.



masak sedap
sumber,gambar,web


Pokoknya beliin mobil-mobilan '' teriak RAVI pada Lilia sang ibundanya. Lila hanya bisa menghela nafas panjang dan mencoba sabar melih tingkah putra bungsunya tersebut. Sang bunda sangat hafal kelakuan anaknya yang berusia 6 Tahun ini. Setiap kali menginginkan sesuatu, ia harus di turuti. jika tidak, Ada ada saja cara yang di lakukanya untuk'' memaksa'' Orang tuanya, ya dengan teriak teriak atau berguling guling di lantai. Kalau sudah begitu, mau tak mau, Lila pun menurutinya, dari pada tak tahan dengan jeritanya dan malu membuat kehebohan di Mall.



Sifat egois atau Keras kepala seperti Ravi di atas sering kali memang membuat orang tua kehilangan kesadaranya.inginan
Umumnya , anak yang egois itu mau menang sendiri, tidak mau berbagi, tidak mau mendengarkan orang lain dan harus di turuti semua keinginannya.

Menurut Fitriani F.S., M.Si, Psi, munculnya perilaku egois atau tempramen keras si anak adalah hal yang wajar akibat dari perkembangan ego anak. Dalam teori psikoanalisasi, ego adalah satu komponen dalam kepribadian yang berperan positif sebagai jembatan antara It dan super ego.

It adalah keinginan untuk melakukan hal - hal yang sifatnya kebutuhan primitif. Seperti, kebutuhan makan - minum, biologis dan emosi. Super ego adalah hal - hal yang bersiafat nilai nilai moral dan normatif. Keseimbangan antara It dan super ego memungkinkan anak berfikir dan berperilaku realistis.

Karna itu, peran orang tua untunk membina ego anak sangat diperlukan.


Pola asuh merupakan salah satu faktor yang menentukan perilaku anak. Anak - anak yang dididik dengan pola asuh permisif cenderung bersikap egois atau selfish. Sedangkan pola asuh otoriter biasanya menghasilkan anak anak yang lebih mengedepankan superego, karna semuanya serba didoktrin. Anak menjadi tidak berkembang ego internalnya dan takut unuk melakukan sesuatu di luar perintah orang tuanya.

Idealnya, pola asuh yang baik adalah yang demokratis. Artinya, adalah keseimbangan dan komunikasi yang bersifat dialogis. Orang tua memberikan pengarahan.Tentunya, komunikasi orang tua harus diberikan sesuai dengan perkembangan usia anak.

Dalam perkembangan kognitif anak, pada usia 2-4 tahun anak berada dalam tahap preoperational pase. Di tahap ini anak , anak sanga self-centered dan egosentris; ia hanya memahami kehidupan dari perspektifnya. Tak heran bila ia kerap tak memahami pendapat orang lain, termasuk orang tuany. Orang dewasa melihatnya sebagai egois, padahal belum tentu.

Selain memerhatikan usia dan pola asuh, teladan dari orang tua dan lingkungan sekitar ikut mempengaruhi sifat anak. Jangan lu[pa, anak adalah peniru ulung. Mereka akan mengadaptasi dan mengintimitasi apa yang dilihat. Misalnya, sianak meliahat ayahnya setiap hari selalu minta di layanin ibunya, dari mengambilkan nasi dan menyiapkan baju, padahal sang ibu sedang sibuk, maka anak juga cenderung meniru perilaku egois sang ayah.


                                                                                                                                         (sumber: Paras 2007)



Mungkin sekian saja artikel tentang kiat menghadapi anak egois ini, Semoga bermanfaat buat moms dan sobat yang membacanya.
terimakasih sudah berkunjung di blog ini.

Baca juga artikel lainya :